Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Rekomendasi Buku yang Membahas tentang Kesehatan Mental

ilustrasi orang sedang membaca (pexels.com/Rahul Shah)

Di zaman yang semakin berkembang ini, banyak orang yang mulai melek tentang seberapa penting kesehatan mental perlu dijaga dan apa pengaruh kesehatan mental terhadap kualitas hidup yang kita jalani. Namun, tidak sedikit juga yang masih buta mengenai apa itu kesehatan mental dan apa saja penyakit mental.

Penyakit mental memang tak kasatmata layaknya luka pada tubuh ataupun beberapa penyakit fisik yang bisa kita lihat, tetapi penyakit mental tidak boleh dianggap remeh, sebab penyakit mental juga bisa mematikan.

Banyak hal yang bisa membuat mental seseorang terganggu, entah itu berasal dari pola asuh orang tua yang salah, ucapan tidak mengenakkan dan perilaku buruk yang didapat dari orang sekitar, pelecehan, perundungan, kehilangan, trauma, pengalaman hidup yang tidak enak, dan lain sebagainya.

Berikut ini buku-buku yang membahas tentang kesehatan mental yang bisa kamu baca:

Loving the Wounded Soul

Sumber: dokumen pribadi

Regis Machdy, co-founder Pijarpsikologi.org ini membagikan pengalamannya ketika mengalami depresi kronis sejak remaja dan memperlihatkan perjalanannya untuk sembuh melalui konsultasi ke psikolog sebanyak 42 kali.

Buku ini membuat pembacanya jadi lebih memahami apa itu kesehatan mental, apa saja ciri-ciri depresi, dan apa yang menyebabkan seseorang bisa depresi.

I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki

Sumber: dokumen pribadi

Buku ini cocok dibaca saat sedang santai karena buku berisi dialog antara psikiater dengan pasiennya sehingga tidak perlu banyak mikir ketika membacanya.

Baek Se Hee memutuskan membukukan perjalanannya untuk sembuh dan berharap para pembacanya tidak merasa menjadi manusia paling menderita sendirian di dunia ini. Penulis di sini ingin menekankan bahwa ada juga orang-orang yang sedang berjuang mati-matian untuk sembuh dan berusaha bertahan hidup. Baek Se Hee bahkan menuliskan secara gamblang dalam buku ini bahwa dia ingin pembacanya tidak mudah menyerah dalam menghadapi masa-masa sulit.

Melalui buku ini, kita diajak untuk memahami bahwa proses menyembuhkan diri dari penyakit mental memerlukan proses yang panjang sekaligus butuh waktu yang tidak sebentar. Bahkan, di tahap ini penulis belum sembuh meski sudah berulang kali berkonsultasi dan minum beberapa obat yang diresepkan oleh psikiaternya. Oleh karena itu, buku ini ada 2 seri.

I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 2

Sumber: dokumen pribadi

Setelah baca buku pertamanya, rasanya belum afdal kalau belum membaca seri keduanya. Sebab di buku ini, Baek Se Hee sampai melukai diri sendiri saking lelahnya dalam menjalani hidup.

Melalui buku ini, Baek Se Hee secara implisit mengajak kita untuk tidak memandang sebelah mata masalah hidup yang dialami orang lain. Sebab masalah yang dihadapi setiap orang berbeda-beda bentuknya. Misalnya mereka yang memiliki bentuk fisik sempurna dan ideal tidak akan mempermasalahkan fisik mereka, tapi itu mungkin bisa menjadi masalah serius bagi beberapa orang yang memiliki fisik tidak sempurna dan tidak ideal. Begitu pula untuk urusan finansial, dan masalah hidup lainnya.

Melalui percakapan dalam buku ini, khususnya ketika Baek Se Hee menceritakan apa saja yang dia rasakan, membuat pembacanya sadar bahwa kata-kata yang kita ucapkan dan bagaimana kita bersikap akan terekam dalam ingatan. Apalagi kata-kata yang menyakitkan dan perilaku buruk yang kita dapat cenderung lebih sulit dilupakan. Ditambah jika mengingat fakta bahwa orang-orang terdekatlah yang paling banyak menorehkan luka batin. Oleh karena itulah, alangkah baiknya kita hati-hati dalam berbicara dan berperilaku, karena kata-kata yang kita ucapkan dan perilaku yang kita perbuat boleh jadi akan melukai perasaan orang lain.

Buku ini menekankan bahwa setelah berkonsultasi ke ahlinya, bukan berarti penyakit mental bisa sembuh seratus persen. Karena pada dasarnya, penyakit mental sering kambuhan, sama seperti mag atau asam lambung yang sulit mencapai titik sembuh total. Namun, meskipun begitu, dengan berkonsultasi ke ahlinya, kita jadi tahu apa yang harus dilakukan kalau kambuh. Yang jadi poin pentingnya di sini bukan terletak pada kesembuhan, melainkan mencari cara agar kita bisa memperbaiki cara kita merespons suatu masalah serta menerima kekurangan yang ada dalam diri kita.

Coping with Depression

Sumber: dokumen pribadi

Sesuai judulnya, buku ini membahas seputar depresi. Untuk itu, buku ini sangat cocok untuk kamu yang sedang mengalami depresi. Selain menambah wawasan mengenai kesehatan mental, terutama depresi, syukur-syukur dengan membaca buku ini kamu jadi lebih semangat dalam menjalani hidup dan bisa membantu kamu untuk sembuh.

Buku ini mengajak kita untuk mengenal lebih dalam apa itu depresi, macam-macam depresi, apa saja yang memicu munculnya depresi, apa saja gejalanya, bagaimana cara mengatasinya, serta bagaimana cara untuk tetap semangat menjalani hidup meski mengalami depresi.

Itulah empat buku yang membahas kesehatan mental yang saya rekomendasikan untuk kamu baca. Dengan membaca buku-buku di atas, selain memperluas wawasan, semoga bisa membantu kamu mengenali diri sendiri dan semangat menjalani kehidupan yang memang keras ini.

Posting Komentar untuk "4 Rekomendasi Buku yang Membahas tentang Kesehatan Mental"