Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ujian Allah Beri Bukan untuk Melemahkan, Tapi Menguatkan

Sumber gambar: https://ebooks.gramedia.com/id/buku/alhamdulillah-aku-diuji

Dunia ini memang tempatnya manusia diuji, tapi manusia kerap marah pada Allah ketika sedang menghadapi ujian yang berat. Bahkan, berpikir bahwa Allah tidak berlaku adil karena telah memberi ujian di luar kemampuan. Padahal, Allah-lah yang paling tahu. Kalau kita mendapat ujian yang berat, itu berarti kita kuat. Sebab, Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Dan Allah memberi ujian bukan karena benci, melainkan ujian itu adalah bentuk kasih sayang yang Allah tunjukkan ke kita. Ujian yang Allah beri juga tidak berniat menyiksa dan melemahkan hamba-Nya, melainkan untuk menguatkan sekaligus mengingatkan kita agar selalu dekat pada-Nya.

Ujian adalah sebagian dari tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. (108)

Ujian datang di dalam hidup bukanlah untuk melemahkan, melainkan untuk menguatkan. (12)

Sebagai manusia, kita baru merasa diuji jika ditimpa masalah yang berat. Padahal, Allah memiliki dua pintu dalam menguji hamba-Nya. Yang pertama melalui pintu kebahagiaan, dan yang kedua melalui pintu kesengsaraan.

Begitu hanyutnya kita tatkala berada dalam fase kebahagiaan hingga tak menyadari bahwa kesenangan yang datang dari Allah merupakan bagian dari ujian. (4)

Jika lewat pintu kesenangan kita tidak sadar akan ujian itu dan justru menjadi insan yang kufur nikmat, Allah akan datang menguji lewat pintu masalah. (5)

Dalam menghadapi ujian dari Allah, kita juga tidak boleh merasa bahwa hidup akan berakhir. Sebab, masalah yang hadir pasti akan menemukan solusi. Daripada berusaha lari dari masalah dan mencoba mengakhiri hidup, lebih baik mendekat pada-Nya sembari mencoba berusaha menyelesaikan masalah. Karena ujian tidak bersifat abadi, tinggal tunggu waktu saja sampai semuanya terlewati.

Segala sesuatu yang turun di muka bumi ini pasti beserta pasangannya. Jika sebuah penyakit turun bersama obatnya, kesulitan turun bersama kemudahan, ujian yang datang juga turun dengan jalan penyelesaian. (125)

Tak ada satu orang pun yang membuat gembok tanpa kunci. Seperti Allah tidak memberi kita masalah tanpa solusi. (145)

Melalui ujian yang Allah berikan itulah, Allah ingin melihat bagaimana kita menyikapinya. Apakah dengan marah, mencaci maki, mengeluh di medsos, bahkan membenci Allah; atau apakah kita menghadapinya dengan sabar dan membuat kita semakin dekat dengan-Nya.

Ujian tanpa kesabaran adalah sia-sia. Kesabaran tanpa ujian adalah ilusi. (116)

Buku "Alhamdulillah, Aku Diuji" karya Fitri Handayani ini mengajarkan kita bagaimana langkah terbaik dalam menyikapi ujian yang Allah beri.

Di buku ini, penulis juga menyertakan kisah-kisah yang inspiratif sebagai pendukung tema tulisan yang dipilih. Dari kisah mengharukan itulah, pembaca merasa mendapatkan pelajaran hidup yang begitu berharga.

Tulisan penuh pembelajaran ini dibungkus bersama ilustrasi-ilustrasi keren sehingga membuat pengalaman membaca terasa lebih menyenangkan.

Dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, membaca buku ini jadi tidak seperti sedang membaca buku nonfiksi. Cara penyampaian yang luwes juga membuat orang yang tidak terlalu suka membaca buku nonfiksi dengan alasan buku nonfiksi itu kaku dan membosankan bisa betah dan enjoy-enjoy saja ketika baca buku ini.

Informasi buku:

Judul: Alhamdulillah, Aku Diuji

Penulis: Fitri Handayani

Penerbit: Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: 2018

Tebal: X + 173 halaman

ISBN: 978-602-03-8340-8

Peresensi: Yumahest


Posting Komentar untuk "Ujian Allah Beri Bukan untuk Melemahkan, Tapi Menguatkan"