Kenapa Harus Menulis?

Menulis merupakan cara terbaik untuk menuangkan pemikiran-pemikiran kita, unek-unek, bahkan pengalaman hidup juga bisa kita tuliskan. Mungkin, ada yang beralasan kalau tidak bisa menulis, bukan passion-nya, atau alasan-alasan lainnya yang sebenarnya bisa dihapus dari otak kita.

Menulis bukan hanya karena skill kita memang di bidang tersebut. Menulis itu harus dipaksakan. Belum bisa menulis? Belajarlah! Bukan passion-nya? Coba niatkan untuk menulis, lantas mulailah menulis. Tuliskan apa saja, bisa dimulai dari hal kecil seperti menuliskan suasana hati di buku diary. Tulis saja dulu, tulis lagi, dan tulis terus. Maka,passion itu seperti datang tiba-tiba. Merasuk dalam jiwa tanpa diberi aba-aba. Kemudian, lama-kelamaan, kamu akan suka menulis. Kamu tidak akan bisa jauh-jauh dari kegiatan tersebut. Sehari tidak menulis, rasanya hambar. Seperti makan yang harus diulang setiap hari, menulis pun harus dikerjakan pula setiap hari.

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Kata tersebut bisa dijadikan prinsip kuat. Menulis sedikit demi sedikit dan dikerjakan berulang-ulang akan jauh lebih maksimal hasilnya ketimbang menulis banyak sekaligus, tapi dilakukan sebulan sekali. Dengan cara menulis setiap hari, kemampuan menulismu akan cepat melambung tinggi. Bagaikan pisau, semakin sering diasah, akan semakin tajam pisau itu. Maka, asahlah kemampuan menulismu dengan cara terus menulis, supaya yang awalnya tulisannya kurang bagus, jadi bisa menghasilkan tulisan yang indah.

Menulis juga bukan hanya dilakukan oleh para profesor atau ulama. Siapa bisa bisa menulis. Berbagai kalangan usia boleh menulis.
Lantas, kenapa kita harus menulis?

Coba renungkan. Katanya buku adalah gudangnya ilmu, tapi kalau tidak ada yang menulis, apakah kita bisa mendapatkan ilmu dari sebuah buku? Bahkan, tanpa adanya penulis, mungkin buku itu tidak akan ada. Nah, untuk itu, kita harus menulis. Menulis pengalaman pribadi tidak jadi masalah. Sebab, tidak semua orang pernah merasakan apa yang kita rasakan. Pengalaman setiap orang berbeda-beda. Syukur-syukur tulisan kita itu menginspirasi, bermanfaat, serta bernilai positif untuk pembaca.